Belgia

Hari ini, aku dan QL menuju Bali ge. Kami naik KBT. Pengen nyobain KBT eksekutif tapi nggak kesampean. Trip terakhir udah berangkat jam dua belas. Sementara kami sampai di loket udah jam dua.

Tak banyak yang bisa kuceritakan karena sepanjang perjalanan adem ayem saja. Tak ada ayam yang berkokok atau anjing yang meringis. Penumpangnya manusia semua. Hehehe...

Kami duduk di bangku jalur tiga. Selisih satu bangku dengan pak supir. Di samping supir, duduk sepasang anak muda. Apa mereka sepasang kekasih? Entahlah. Dugaanku sih kagak, karena sepanjang perjalanan tiada obrolan antara mereka. Atau lagi marahan? Kan udah aku bilang, entahlah...

Di depan kami, duduk sepasang orangtua bersama sesebapak yang anak istrinya duduk di belakang kami. Sepertinya yang dibelakang kami orang jakarta. Kok tau? Lah, wong ngomong pakai lu gue. Orang Jakarta, toh?

Di Pematang Siantar, mobil berhenti untuk makan. Seperti biasa, si QLku wajib isi perut bila bus berhenti. Ke mana pun tujuannya, begitulah dia. Aku pesan aja satu porsi, nasi partambuan buat diriku. Emak pintar berhemat dengan alasan diet. Hihihi...

Saat nungguin mobil jalan kembali, sang istri yang orang Jakarta yang sedang berdiri disampingku bercerita, "Pa, aku diejek Bang anu karena kita naik KBT. Punya mobil sendiri kok naik angkutan umum, gitu katanya."

Hampir aku nyahut, "Oh, punya mobil toh, kak." Tapi pikiranku langsung ngomong lagi. "Yeee, dia ngomong sama suaminya, kok." Hahaha... Dasar ini pikiran suka liar kalau nggak dikendalikan.

Perjalanan lanjuuut dan tibalah kami di tujuan jam 19.30 WIB. Lelah, euy. Tapi demi target challange, kutulis jugalah ceritaku yang seru ini. 

Komentar

  1. Hahahaahahahh. Bingung juga dia kalau Kakak sahutin curhatnya ya kan. Hhahahahah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa, lu? Langsung katanyalah. Hahahha...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Labersa Hotel, Balige

Cara Self Love for Girls

Julie & Julia