Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Sri Rejeki

Aglonema adalah nama latinku. Kebanyakan orang memanggilku Sri Rejeki. Mereka percaya kalau aku bisa membawa rejeki. Aku termasuk tanaman hias mahal. Corak daun yang indah menjadi keunggulanku. Aku digelari ratu diantara tanaman hias. Aku bangga menjadi keluarga tanaman Sri Rejeki. Aku hidup senang dan bahagia. Aku dirawat anak cantik bernama Lioni. Dia menanam aku di pot keramik berwarna pink. Potku diletakkan di kamar, di samping meja belajarnya. Lioni tidak pernah bosan menatapku dan mengajakku mengobrol. Dia rajin   menyiramiku. Daun-daunku selalu segar. “Kamu tanaman hias yang cantik.” Pujian itu sering kudengar dari Lioni. Setiap Sabtu pagi, Lioni meletakkanku di teras bersama tanaman lainnya. “Kamu berjemur sebentar, ya. Kamu harus menikmati sinar matahari. Jangan khawatir, nanti kamu aku bawa lagi ke kamar,” kata Lioni saat meletakkan aku. Aku sangat menikmati waktu berjemur. Daun-daunku bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Aku bisa memamerkan kecantikan dan keanggun

Cara Self Love for Girls

Hari ini aku pinjam buku “99 Cara Self Love for Girls” yang ditulis oleh Carolina Ratri. Judul buku yang menarik bagiku karena selama ini aku lebih banyak marah dan kesal pada diriku sendiri. Penyair Charles Bukowski mengatakan if you have the ability to love, love yourself first. Setelah memberi cinta kepada diri sendiri barulah cinta dapat kita tabur dengan tulus pada orang-orang di sekitar kita. Begitulah mungkin maknanya. Silahkan terjemahkan dengan pemahaman masing-masing. Ternyata di dalam buku itu ada kutipan dari Larry Cappel M.A, seorang psikoterapis asal Denver bahwa seorang perempuan perlu tahu cara mencintai diri sendiri terlebih dahulu tanpa syarat agar dapat terus membagi cinta kepada sekitarnya. Lalu bagaimana cara menunjukkan cinta pada diri sendiri. Itulah yang kemudian disebutkan satu persatu sebanyak 99 cara dalam buku tersebut. Aku akan mengutip beberapa cara yang menurutku wajib dicoba. 1.       Bebas dan jadilah dirimu sendiri. ikuti kata hatimu, kare

Entah Apa-Apa

Gambar
H15 challange 30 hari ngeblog. Bingung deh eike mau nulis apaan. Apalagi ini udah malem, waktunya bobok. Pantang telat bobok, biar bisa bangun cepat  dan berasa segar. Begitulah rutinitas. Hari-hari nyaris mengerjakan hal yang sama. Bangun, masak, mandi, kerja. Bosenin kan? Makanya eike sering lari dari kenyataan dengan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan secara instan. Nonton, makan, menghayal, berak. Hahaha... Pengen deh kayak orang-orang yang bebas kemana dan melakukan apa saja? Mimpi, ih! Sirik bilang bos, masa mimpi mau dilarang juga. Bukan berarti eike nggak bahagia dengan kehidupan sekarang, ya. Senang kok. Tapi bermimpi itu haruslah ya. Biar ada semangat bergerak menyongsong masa depan. Karena hari esok itu pasti. Hihihi... Yang jadi masalah, udah ada belon yang dilakukan untuk mewujudkan mimpi tadi. Kalau cuma ngayal doank, kucing juga sering termangu. Nggak tau juga sih apa dia lagi ngayal. Hahaha... Entah apa-apalah yang kutulis ini, demi nggak bolong lagi dari challange.

Labersa Hotel, Balige

Gambar
Hotel bintang empat yang letaknya di Balige ini, melakukan grand opening pada Maret tahun lalu. Ulang tahunnya masih yang pertama. Terhitung hotel baru ya, cin?  Kala berkunjung ke Pantai Bulbul pertengahan 2019 lalu, hotel ini masih proses pembangunan. Yap, Pantai Bulbul dekat banget dari hotel ini. Berjarak sekitar 3 km. Katanya sih, kamar hotel ini berjumlah 152. Maaf, untuk pastinya aku nggak sempat ngitung, ya. Hehehe… Kamar paling mahal adalah President Suite  Rp. 4.975.000 di weekday dan Rp. 5.025.000 kalau weekend. Kamar paling murah si Superior Room yang tarifnya 600 ribu, weekday maupun weekend. Kami menginap di kamar Deluxe Priemiere Room yang tarifnya 690 ribu di weekday dan 740 rb untuk weekend. Kebetulan, kami dapat diskon, harganya jadi 600 ribu per malam. Proses check in cepat. Setelah dibayar tunai, sah 'kan? Lalu diberikan kunci kamar, dua kupon sarapan dan dua tiket masuk ke waterpark. Untuk menuju kamar tersedia tiga lift yang kapasitasnya nya

Rasa Jiwa

Gambar
Kau, kenapa rasamu tak berganti Terus kau kunyah racun piyikmu. Siapa yang kau harap memberi penawar?  Dia? Dia? Atau dia? Kau tepis semua jemari yang sudi membelaimu.  Katamu kau melangkah esa Terbang menjauh dari kerumunan Kau terbiasa diacuhkan Kau terbiasa diabaikan Kau menepi, terdampar sepi Ragamu lesu, jiwamu tanpa deru Sampai kapan kau bertahan? Pada sakit yang terus kau simpan Ampuni, sebelum degup menyerah berdetak. Kapan kau menyala? Jika revolusi kemustahilan, evolusi pun kemajuan....

Whisper of the Heart

Gambar
Film animasi tak melulu untuk anak-anak, lho . Aku yang sudah agak tuir tetap suka animasi. Hihihihi…. Selain menonton film animasi Disney yang selalu oke punya, film animasi Jepang juga bagus. Salah satunya adalah film berjudul Whisper of The Heart , Keinginan Hati. Film ini menceritakan Shizuku, siswa SMP yang kutu buku. Hari-harinya selalu membaca, membaca dan membaca. Dia pengunjung perpustakaan yang setia. Mengingat film ini tayang tahun 1995,   tentu saja sistem peminjaman buku di perpustakaan masih manual. Beda betul ya dengan zaman now, minjam buku sudah bisa online.  Shizuku penasaran betul dengan seorang pria yang bernama Seiji Amasawa. Setiap kali Shizuku meminjam buku dari perpustakaan, nama Seiji Amasawa selalu ada di kartu peminjaman.   Tanpa disadari, sebenarnya Shizuku sudah bertemu Seiji beberapa kali. Pertama kali adalah saat buku yang dipinjam dari perpustakaan ketinggalan di halaman sekolah, buku itu ditemukan seorang anak lelaki. Pertemuan selanjutnya adala

Mati

Gambar
Mati. Kau pun mati. Remaja tanggung itu berurai air mata di sisimu. Walau awalnya dia tak lagi mau menyentuhmu, hanya memandangmu dengan sorot mata menyesal. Berandai waktu dapat diulang sekian detik saja. Jari-jari panjang dengan kuku hitam berkerak, akhirnya menjangkaumu. Membelai tubuhmu yang retak. Aku yakin, dia menangis karena kekosongan yang akan menyerbu hidupnya karena kehilanganmu. Hari-harinya akan membosankan. Menurut dia, jika tanpa hadirmu. Coba kau dengar teriakannya, "Maaak, nggak sengaja aku menjatuhkannya. Gantilah ya, Mak." Dia pikir aku gudang uang yang selalu sanggup membelikannya hp baru setiap dia meminta. Belum bisa aku mencari penggantimu untuknya. 

QL Ektrovert atau Intovert

Gambar
Bila melihat gelagatnya sih, aku menduga QL itu introvert, sama kayak Emaknya. Namun, biar nggak sekedar dugaan semata, aku memberi QL pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Pertanyaan ini juga aku ambil dari buku Who Am I yang ditulis oleh PsikologID. Berikut pertanyaannya: 1. Dalam berteman, saya biasanya .... a. Berteman dengan semua orang, siapa pun dia b. Memilih dan berhati-hati dalam berteman 2. Saat telepon rumah berdering, saya biasanya .... a. Segera mendekat, lalu menjawab telepon itu b. Berharap ada orang lain yang akan menjawab telepon 3 . Dalam mengambil keputusan, yang saya lakukan .... a. Memutuskan dengan cepat dan segera b. Memerlukan waktu untuk berpikir dan menimbang dahulu 4. Ketika berada di dalam antrean, biasanya saya lebih sering.... a. Memulai percakapan dan berbincang dengan orang lain. b. Cuek saja atau asyik memainkan handphone 5. Saat liburan, biasanya saya .... a. Jalan-jalan bersama teman, atau berlibur bersama. b. Lebih banyak sendiri dan merenung. 6. Saya

Jawaban QL tentang Pola Asuh Orang Tuanya

Gambar
Dari 10 pertanyaan yang kuberikan pada QL. Pertanyaannya ada di artikel berjudul  Seperti Apa Pola Asuh Orang Tua ketika Mendidik Saya.   QL dominan menjawab A (8 pertanyaan), 3 menjawab B, 1 menjawab C. Jika ditotal menjadi 12 pertanyaan, padahal cuma ada 10 pertanyaan. Mengapa begitu? Satu pertanyaan QL melingkari A, B dan C, yakni pertanyaan nomor 6.        Dalam mengambil keputasan, biasanya orangtua saya....        a. Memutuskan secara bersama-sama.        b. Memaksakan kehendak.        c. Membiarkan apa pun keputusannya. “Kok, dilingkarin semua?” tanyaku heran. “Kadang mamak macam   A, kadang macam   B dan kadang macam   C.” Hahahahh…. Ketahuan emaknya belum konsisten. Emak suka tergantung mood. Kalau mood bagus bertingkah macam A, mood setengah modar berlaku macam B dan saat mood jeblok berakting macam C. Nggak heranlah, mood QL juga suka berubah-ubah macam cuaca, wong niru emaknya. Baru nyadar, ngeliat anak itu kayak ngeliat diri sendiri. Untuk jawaban B diber

Seperti Apa Pola Asuh Orang Tua Ketika Mendidik Saya

Gambar
Aku penasaran dengan pola asuh yang kuterapkan pada QL. Bisa saja aku merasa telah menerapkan pola asuh demokratis tapi ternyata menurut QL bukan. Maklum, yang serba perasaan ini biasanya cuma asumsi. Sering berbeda dari realita. Hehehe… Kalau pola asuh orangtuaku, dominan otoriter. Yang laku hanya omongan orangtuaku. Pendapatku tidak pernah masuk hitungan. Nggak heran sampai sekarang jadi sungkan kasih pendapat. Dan aku yakin, sedikit banyak, pola asuh ini secara tidak sadar aku wariskan. So… Cok, kukasih  pertanyaan ini pada QL untuk dijawabnya. Ada sepuluh pertanyaan. Btw, semua pertanyaan kukutip dari buku Who Am I yang ditulis oleh PsikologiID. Pertanyaannya adalah: 1. Jika saya melakukan kesalahan, orangtua akan .... a. Mengingatkan dan senantiasa menasihati. b. Menghukum dengan tegas agar kesalahan tidak terulang. c. Membiarkan dan tidak peduli dengan kesalahan. 2. Jika terdapat masalah dalam keluarga, bagaimana cara orangtua saya menyelesaikannya .... a. Mendiskusikannya dengan

Mati itu Pasti

Gambar

Menyemangati Diri

Gambar

Surat Cinta

Gambar
Lambok berpikir keras di depan laptop. Keningnya mengernyit. Matanya melotot memandang layar laptopnya. Dia berusaha keras merangkai kata untuk membuat draft sebuah surat. Surat resmi yang harus ditandatangani bos. Setelah berjuang satu jam, akhirnya surat selesai. Secepatnya dia menyerahkan pada bos. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Surat masih harus direvisi atau langsung ditandatangani oleh bos. "Kau perbaiki lagi surat ini. Kok, macam surat cinta pula kau bikin." Begitulah komentar yang terdengar. Lambok kembali berkutat di depan laptop. Kali ini keningnya lebih berlipat. Kosa kata yang lebih banyak harus tertumpah. "Selesai juga," soraknya. Tergopoh-gopoh dia membawa surat itu ke bos. Dengan mimik serius, bos membaca konsep surat yang baru.  Dalam hitungan menit, Lambok kembali ke laptopnya membawa surat yang harus diubah lagi. Berulang kali dikliknya tanda back di toolbar word sehingga kembali ke draft awal surat. Dia tak mau pusing untuk merombak kembal

Belgia

Gambar
Hari ini, aku dan QL menuju Bali ge. Kami naik KBT. Pengen nyobain KBT eksekutif tapi nggak kesampean. Trip terakhir udah berangkat jam dua belas. Sementara kami sampai di loket udah jam dua. Tak banyak yang bisa kuceritakan karena sepanjang perjalanan adem ayem saja. Tak ada ayam yang berkokok atau anjing yang meringis. Penumpangnya manusia semua. Hehehe... Kami duduk di bangku jalur tiga. Selisih satu bangku dengan pak supir. Di samping supir, duduk sepasang anak muda. Apa mereka sepasang kekasih? Entahlah. Dugaanku sih kagak, karena sepanjang perjalanan tiada obrolan antara mereka. Atau lagi marahan? Kan udah aku bilang, entahlah... Di depan kami, duduk sepasang orangtua bersama sesebapak yang anak istrinya duduk di belakang kami. Sepertinya yang dibelakang kami orang jakarta. Kok tau? Lah, wong ngomong pakai lu gue. Orang Jakarta, toh? Di Pematang Siantar, mobil berhenti untuk makan. Seperti biasa, si QLku wajib isi perut bila bus berhenti. Ke mana pun tujuannya, begitu

Kuliah Salah Jurusan?

Gambar
Dulu, saya lulus   UMPTN pada jurusan Ilmu Administrasi Negara. Jurusan ini saya ambil karena satu alasan, saya suka pelajaran tata negara. Iya, saat SMU saya ambil jurusan IPS. Kesamaan pada kata negara   membuat saya mencantumkan administrasi negara pada pilihan kedua setelah ilmu komunikasi. Dan tidak sesuai harapan, saya lulus di pilihan kedua tersebut. Bayangkan, saya tidak memiliki informasi apapun mengenai jurusan yang salah pilih. Menggelikan. Setahun kuliah, saya sempat berniat pindah jurusan dengan mengulang UMPTN. Tetapi karena ekonomi keluarga yang pas-pasan, saya terpaksa bertahan dan akhirnya tamat juga. Bukan menyesali masa lampau, ini cuma cerita pembuka bahwa saya adalah salah satu mahasiswa yang merasa salah jurusan. Berdasarkan hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) bahwa sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia mengakui jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya. Wow, persentase yang sangat tinggi. Apa yang menjadi penyebab hal tersebut

Turik

Gambar
Turik selalu mengeluh kepada Mamaknya. Tiada hari tanpa mengeluhkan fisiknya. Turik insecure. “Banyak kali jerawatku, Mak. Andai wajahku kayak si Gittal, mulus menghasilkan fulus” “Issh, itam kali kulitku. Nggak kayak kulit si Mantik, keputihan dia, Mak.” “Aiiih, gendut kali aku, Mak. Beda kali sama bodi si Mentel yang seksi. Awak tepos, dia tonggek.” Begitulah Turik berkesah, membandingkan dirinya dengan orang lain. Biasanya Mamak menghibur dengan mengungkap semua kelebihan Turik. “Memang kau jerawatan, Rik. Tapi jewatmu cuma dua. Coba kau liat si Gurbak, nggak terhitung jerawatnya.” “Memang kau nggak keputihan, Rik. Tapi   ngga kayak si Boncilah, boru tulangmu itu.” “Gendut sih kau, tapi masih kalah gemukmu   sama si Bohai.” Penghiburan Mamak tak pernah berguna. Keluhan Turik tetap diputar non stop.   Belum ada penerimaan diri. Sampai suatu hari karena sudah nggak tahan lagi, emosi Mamak meledak. Meletup bagai kompor meleduk. “Turiiik! Kapan kau berhenti membanding-

Mi Gomak

Gambar
“ Amangjo tahe , cantik kalilah kau, Inang ?” kata Mak Benget saat melihat Sundari. Dengan tatapan kagum yang terlihat nyata, Mak Benget mengamati Sundari dari ujung dahi ke ujung jari kaki. Rambutnya ikal sebahu, mata bulat, wajah mulus, dagu lancip dan bibir lebar yang selalu melukiskan senyum. Pakaian modis yang membalut tubuh sintalnya, membuat Sundari terlihat menawan. Pandangan Mak Benget   lama berhenti di bibir Sundari yang merah merona, semerah cabai. Mak Benget kemudian teringat pada mertuanya yang memiliki bibir serupa tapi tak sama. “Aaaah! Semogalah ucapan dari bibir itu tidak sepedas cabai,” ujar Mak Benget pada dirinya. Hari ini, Benget menepati janji. Dia memperkenalkan pacarnya yang setiap hari diceritakan dengan berjuta puji kepada Mak Benget. Namun, setiap kali Benget bercerita, Mak Benget tertawa menolak percaya. Sebelum melihat dengan mata kepala sendiri, Mak Benget berpikir bahwa mustahil Benget mampu menggaet pacar yang cantik rupawan. “Macam Paramitha Rusa

Sesalku

Gambar
Pagiku hilang telah melayang, hari mudaku sudah pergi, sekarang petang datang membayang, batang usiaku sudah tinggi….   Rangkaian kata itu, sepenggal bait puisi "Menyesal" karya Ali Hasjmi. Aku pernah membacakannya dalam lomba peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Aku baca dengan alunan nada. Suaraku berawal melengking, perlahan melembut lalu kembali berteriak. Puisi kudeklamasikan di hadapan juri yang berusia menjelang tinggi. Aku berusaha memetik makna setiap kata. Tak banyak yang bisa kumengerti. Pemahamanku dangkal. Aku lupa ada makna yang tersirat. Yaaa, usiaku masih sebelas tahun kala itu.  Aku meraih juara tiga. Membuatku sedikit bangga.   Aku terkejut. Puisi itu mencengkram di memoriku. Aku ingat kata per kata. Tentu saja, dalam makna yang sudah berbeda. Bisa saja karena kata "menyesal" menjadi selimut kabut yang terperangkap di kepalaku. Melimpah penyesalan yang tercatat dari babak ke babak hidupku. Menyesal tidak belajar maksimal. Menyesal bukan pejuan