Bagaimana Remaja Laki-Laki Merasa Dicintai Oleh Ibunya


Diterjemahkan dari dari https://momsoftweensandteens.com/10-things-need-know-love-teen-son-well/

🧑 Anak laki-laki juga punya perasaan. Mereka tidak mengungkapkan perasaannya seperti yang dilakukan oleh anak perempuan. Padahal, laki-laki bisa sama sensitifnya dengan perempuan. Mereka hanya tidak mahir menunjukkannya ketika harus mengungkapkan kesedihan dan perasaan yang lebih rentan.

Sedangkan kita seringkali mengatakan,” Jangan nangis! Anak laki-laki nggak boleh cengeng. Harus kuat!”

Hmmm… apakah tidak menangis berarti orang yang kuat?

πŸ’› Anak laki-laki membutuhkan Ibunya dengan cara yang berbeda. Anak remaja laki-laki mungkin akan mulai menutup diri, tapi bukan berarti dia tidak lagi membutuhkan orangtuanya. Itu hanyalah proses perkembangan yang harus dia lalui. Proses memasuki remaja yang mengalami perubahan secara fisik dan perkembangan cara berpikir.

Kita masih ingin memanjakan atau berpelukan dengannya, tapi penting untuk menghormati kemauannya yang membuat batasan dengan kita. Kitalah yang perlu mencari cara baru untuk terhubung dengan mereka.

πŸ’š Mereka menginginkan lebih banyak ruang tetapi mereka tidak ingin Anda pergi. Putra Anda memasuki babak baru dalam hidupnya dan mencoba mencari tahu apa artinya menjadi seorang pemuda. Dia sedang dalam proses mengenali diri.

Beri dia lebih banyak ruang. Tetaplah hadir, tetapi berbicara lebih sedikit dan lebih banyak mendengarkan.

Kita mungkin berkata,"Yah, saya akan mendengarkan tetapi dia tidak berbicara."

Anak laki-laki itu seperti kucing dan kura-kura, jika Anda mengikuti mereka, berbicara terlalu banyak, mengejar mereka, mereka akan bersembunyi di suatu tempat atau bersembunyi di cangkangnya.

Perlakukan mereka seperti burung. Jangan melempari mereka dengan pertanyaan. Hadir dan duduk saja dimana dia berada. Temukan cara untuk terhubung dengannya yang tidak perlu banyak bicara. Mengemudi di mobil, membuat makanan favoritnya, bergabung dengannya dalam aktivitas yang dia sukai (ya, meskipun itu berarti bermain video game!).

πŸ’™ Lakukan kebaikan secara acak dan banyak makanan  sebagai tanda cinta padanya. Simpan makanan favoritnya di lemari es, buat makanan favoritnya, lakukan hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa Anda peduli dan memikirkannya.

πŸ’œ Menjadi supporternya. Jadilah penggemar nomor satu mereka. Rayakan setiap pencapaiannya bahkan untuk pencapaian kecil. Terima dia sebagai mana dia adanya, bukan sebagai dia yang seharusnya menurut kita.

Ketika mereka putus asa, jangan menawarkan nasihat, sebaliknya, validasi perasaan mereka. Jangan mengabaikan perasaan mereka bahkan jika kita  menganggapnya bukan sebagai masalah besar. Tapi bagi mereka, mungkin itu masalah besar.

Ketika mereka senang tentang sesuatu, berbahagialah dengan mereka.

❤ Fokus pada hal-hal positif yang mereka lakukan daripada yang negatif. Lakukan aturan 5-1. Setiap 1 komentar negatif, bayar dengan  5 komentar positif. Temukan cara-cara sepanjang hari untuk memberikan kehangatan, perhatian positif, dan penegasan.

🀍 Tunjukkan minat pada apa yang dia sukai. Apa yang benar-benar penting bagi sang putra? Dengarkan apa yang dibicarakannya, bahkan jika itu tidak sesuai dengan keinginan Anda, (misalnya video game, saluran YouTube, olahraga, hobi, musik rap?).

Tertawalah dengan leluconnya. Dan bahkan jika dia tidak ingin memeluk Anda, beri dia sedikit dorongan cinta. Ajukan pertanyaan spesifik  

“Apa yang paling Anda sukai dari latihan hari ini?”

“Apa yang paling Anda sukai dari video game itu?”

“Apa saluran YouTube favoritmu, maukah kamu tunjukkan padaku?”

 πŸ’Ÿ Percaya dia mampu. Jangan berperan sebagai pahlawan, mencoba memperbaiki keadaan atau menawarkan saran yang tidak diminta. Putra Anda membutuhkan Anda untuk membiarkan dia belajar dari kesalahan dan pilihannya. Beri dia kesempatan untuk mengambil alih keputusannya sekarang. Ini sejalan dengan keyakinan bahwa putra Anda mampu.

πŸ’› Putra Anda mencintai Anda sama seperti ketika dia masih kecil. Yakinkan diri dengan kebenaran bahwa dia masih membutuhkan Anda, hanya saja berbeda. Beri dia ruang, tapi jangan terlalu banyak. Kurangi bicara dan perbanyak mendengarkan. Fokus pada hal positif versus omelan dan ceramah. Tertarik pada apa yang dia pedulikan dan di atas segalanya, percaya dia mampu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Labersa Hotel, Balige

Cara Self Love for Girls

Julie & Julia